Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Agustus 2015 sebesar 104,51; menalami penurunan -0,76 persen dibandingkan NTP Juli 2015 yang sebesar 105,32. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 96,62; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 97,99; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 114,18; Subsektor Peternakan (NTP-T) 102,98; dan Subsektor Perikanan (NTN) 102,82. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 104,51 dan 99,78.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Agustus 2015 sebesar 0,10 persen, yang secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga tujuh kelompok pengeluaran, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,26 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,73 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,31 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,08 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,18 persen, dan kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,05 persen. Satu-satunya yang mengalami penurunan adalah indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan turun sebesar -0,17 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi hampir di seluruh provinsi di Indonesia, tertinggi di Gorontalo 1,23 persen dan terendah di Nusa Tenggara Timur (NTT) 0,03 persen. Sedangkan ada 6 Provinsi yang mengalami deflasi. Deflasi terendah di Papua Barat -0,01 persen dan tertinggi di Nusa Tenggara Barat -0,57 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-23 dari 27 provinsi yang mengalami inflasi.
Untuk skala nasional, NTP bulan Agustus 2015 sebesar 101,28; meningkat sebesar 0,31 persen dibandingkan bulan Juli 2015, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,47 persen.