Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat April 2015 sebesar 102,87 turun -0,07 persen dibandingkan NTP Maret 2015 yang sebesar 102,94. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 97,00; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 100,49; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 109,25; Subsektor Peternakan (NTP-T) 101,38; dan Subsektor Perikanan (NTN) 99,78. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 99,54 dan 100,21.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya deflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada April 2015 sebesar -0,14 persen, yang secara umum dipicu oleh turunnya indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar -1,06 persen. Sementara itu indeks harga enam kelompok pengeluaran lainnya mengalami peningkatan, yaitu indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,22 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,11 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,74 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,28 persen, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,34 persen dan kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 1,84 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 22 provinsi di Indonesia, tertinggi di Sumatera Barat 0,98 persen dan terendah di Lampung 0,02 persen. Sementara itu sebelas provinsi mengalami deflasi perdesaan, tertinggi di Sulawesi Utara -0,59 persen dan terendah di Nusa Tenggara Timur -0,01 persen. Sulawesi Barat menempati urutan kelima dari sebelas provinsi yang mengalami deflasi.
Untuk skala nasional, NTP bulan April 2015 sebesar 100,14, turun sebesar -1,37 persen dibandingkan bulan Maret 2015, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,21 persen.