Nilai
Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Juni 2016 sebesar 107,51; meningkat
0,84 persen dibandingkan NTP Mei yang sebesar 106,61. Selain itu, NTP
menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 99,12;
Subsektor Hortikultura (NTP-H) 105,53; Subsektor Tanaman Perkebunan
Rakyat (NTP-R) 116,66; Subsektor Peternakan (NTP-T) 104,34 dan Subsektor
Perikanan (NTN) 102,43. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan
perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP
masing-masing sebesar 106,12 dan 95,95.
Hasil
pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi
perdesaan di Sulawesi Barat pada Juni 2016 sebesar 0,57 persen, yang
secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga enam kelompok
pengeluaran, yaitu indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan
meningkat sebesar 0,76 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan
jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,75 persen,
indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,13 persen, indeks
harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,48 persen, indeks harga
kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,07 persen, dan indeks harga
kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi sebesar 0,42 persen.
Sementara itu, indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi
dan olahraga turun sebesar 0,10 persen.
Inflasi
di daerah perdesaan terjadi di 32 provinsi di Indonesia, tertinggi di
Bengkulu sebesar 1,19 persen dan terendah di Nusa Tenggara Timur sebesar
0,06 persen. Sementara itu, hanya Gorontalo mengalami deflasi
perdesaan, yaitu sebesar 0,25 persen. Sulawesi Barat menempati urutan
ke-18 dari 32 provinsi yang mengalami inflasi.
Untuk
skala nasional, NTP bulan Juni 2016 sebesar 101,47; turun sebesar 0,08
persen dibandingkan bulan Mei 2016, dan mengalami inflasi perdesaan
sebesar 0,59 persen.