Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Mei 2016 sebesar 106,61; turun 0,04 persen dibandingkan NTP April yang sebesar 106,65. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 100,10; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 105,54; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 114,34; Subsektor Peternakan (NTP-T) 103,06 dan Subsektor Perikanan (NTN) 101,25. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 104,36 dan 95,79.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Mei 2016 sebesar 0,21 persen, yang secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga enam kelompok pengeluaran, yaitu indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan meningkat sebesar 0,24 persen, dimana indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau meningkat sebesar 0,35 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,30 persen, indeks harga kelompok pengeluaran sandang sebesar 0,07 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,42 persen, dan indeks harga kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,32 persen. Sementara itu, kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi turun sebesar 0,31 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 25 provinsi di Indonesia, tertinggi di Riau sebesar 0,62 persen dan terendah di Bengkulu sebesar 0,01 persen. Sementara itu, delapan provinsi mengalami deflasi perdesaan, tertinggi di Nusa Tenggara Barat sebesar 0,30 persen dan terendah di Sulawesi Utara sebesar 0,03 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-12 dari 25 provinsi yang mengalami deflasi.
Untuk skala nasional, NTP bulan Mei 2016 sebesar 101,55; meningkat sebesar 0,32 persen dibandingkan bulan April 2016, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,13 persen.