Nilai Tukar Petani (NTP) Sulawesi Barat Februari 2016 sebesar 106,04; turun 0,01 persen dibandingkan NTP Januari yang sebesar 106,05. Selain itu, NTP menurut subsektor tercatat untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) 106,44; Subsektor Hortikultura (NTP-H) 102,70; Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R) 110,44; Subsektor Peternakan (NTP-T) 102,22; dan Subsektor Perikanan (NTN) 101,24. NTP Subsektor Perikanan terbentuk dari gabungan perikanan tangkap dan budidaya perikanan yang memiliki NTP masing-masing sebesar 103,68 dan 96,92.
Hasil pemantauan harga konsumen perdesaan menunjukkan terjadinya inflasi perdesaan di Sulawesi Barat pada Februari 2016 sebesar 0,20 persen, yang secara umum dipicu oleh meningkatnya indeks harga lima kelompok pengeluaran, di mana indeks harga kelompok pengeluaran bahan makanan meningkat sebesar 0,24 persen, indeks harga kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,35 persen, indeks harga kelompok pengeluaran perumahan sebesar 0,12 persen, indeks harga kelompok pengeluaran kesehatan sebesar 0,58 persen, dan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,06 persen. Sementara itu, indeks harga kelompok pengeluaran sandang dan indeks harga kelompok pengeluaran transportasi dan komunikasi mengalami penurunan masing-masing sebesar 0,01 persen dan 0,13 persen.
Inflasi di daerah perdesaan terjadi di 23 provinsi di Indonesia, tertinggi di Nusa Tenggara Barat 0,61 persen dan terendah di Bengkulu 0,002 persen. Sementara itu, sepuluh provinsi mengalami deflasi perdesaan, tertinggi Sumatera Barat 0,61 persen dan terendah Sulawesi Tenggara 0,01 persen. Sulawesi Barat menempati urutan ke-15 dari 23 provinsi yang mengalami inflasi.
Untuk skala nasional, NTP bulan Februari 2016 sebesar 102,23, turun sebesar 0,31 persen dibandingkan bulan Januari 2016, dan mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,09 persen.