Persentase penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 0,50 persen poin dari 12,40 persen pada Maret 2015 menjadi 11,90 persen pada September 2015.
Penduduk miskin Sulawesi Barat pada September 2015 sebanyak 153,21 ribu jiwa atau berkurang 7,27 ribu jiwa dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2015.
Selama satu semester (Maret 2015 - September 2015), persentase penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 1,83 persen poin dan secara absolut jumlah penduduk miskin perkotaan mengalami penurunan sebesar 4,88 ribu jiwa. Sementara itu, di daerah perdesaan jumlah dan persentase penduduk miskin juga mengalami penurunan sebesar 2,39 ribu jiwa (0,17 persen poin).
Garis Kemiskinan (GK) Sulawesi Barat sebesar Rp. 277.479,- per kapita per bulan atau meningkat 5,96 persen bila dibandingkan Maret 2015. Kontribusi Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan pada September 2015 sebesar 79,11 persen.
Terdapat 5 komoditi makanan di bulan September 2015 yang memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan yaitu beras, rokok kretek filter, tongkol/tuna/cakalang, gula pasir dan minyak kelapa. Untuk komoditi bukan makanan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai Garis Kemiskinan baik di perkotaan maupun perdesaan yaitu biaya perumahan dan pendidikan.
Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Sulawesi Barat sebesar 1,54 atau menurun 0,39 poin bila dibandingkan Maret 2015, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Sulawesi Barat sebesar 0,31 atau menurun 0,15 poin bila dibandingkan Maret 2015. Hal tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin itu sendiri semakin mendekati (cenderung homogen).
Persentase penduduk menurut status kemiskinan pada September 2015, yaitu: Sangat Miskin (SM) 2,59 persen; Miskin (M) 9,31 persen; dan Tidak Miskin (TM) 88,10 persen